Strategi Bisnis Jangka Panjang

Pemikiran jangka pendek telah menjadi taktik pilihan banyak eksekutif, seiring dengan semakin akrabnya mereka dengan perubahan yg cepat. Sementara strategi jangka pendek bisa memberikan dampak secepatnya, tetap saja, untuk bertahan pada posisi teratas pada saat panjang, hanya mereka yg berpandangan jangka panjanglah yg bisa melakukannya.

Strategi Bisnis Jangka Panjang Photo
Strategi Bisnis Jangka Panjang Source Google Image


Ketika di 1996 Michael Schumacher bergabung dengan tim Formula 1 Ferrari, hal itu dianggap menjadi lelucon global Formula 1. Ferrari belum pernah memenangkan kejuaraan apapun dalam 17 tahun terakhir dan  kondisinya rancu balau.



Namun demikian, ini seluruh ialah bagian dari taktik jangka panjang CEO Ferrari Luca Cordero buat merestrukturisasi setiap aspek perusahaan tersebut. Langkah ini tidak membawa yang akan terjadi menggembirakan dalam jangka pendek. Sang CEO tidak terpengaruh,  menggunakan yang akan terjadi buruk  jangka pendek ini. Sesudah Sembilan tahun, Schumacher menjuarai lebih poly balapan dan  kejuaraan dibanding pebalap manapun pada sejarah, mengakibatkan Ferrari sebagai keliru satu pemimpin yg disegani pada arena Formula 1.



Berapa poly pemain usaha yang mengikuti jejak Ferrari yg memegang teguh taktik jangka panjangnya? Tidak terlalu poly. Cepatnya perubahan dan  hypercompetition membuat para eksekutif percaya bahwa pemikiran strategis yang lebih panjang berasal 3 tahun tidak lagi relevan; bahkan seni manajemen 5 tahunan terkadang diklaim menjadi jangka panjang.



Kami mengamati banyak sekali horison perencanaan strategi di banyak sekali organisasi di seluruh dunia. Kami menemukan bahwa dua/3 berasal perusahaan tersebut memiliki horison strategi 4 tahun, bahkan kurang. Sebesar 30% lainnya mempunyai rencana lima-6 tahunan, dan  hanya 6% yg mempunyai horison strategi lebih berasal 6 tahun.



Hasil ini relatif mengejutkan: banyak perusahaan melihat strategi jangka panjang rentan terhadap poly ketidakpastian. Hanya seni manajemen jangka pendek berdampak pada usaha. Prinsip ini adalah sebuah lawan asas di mana perencanaan jangka pendek secara menerus akan mengakibatkan ‘myopia secara temporer’. Tak jarang posisi kompetitif perusahaan pada jangka panjang tererosi tanpa disadari.



Banyak sekali alasan diutarakan para eksekutif mengapa terobsesi seni manajemen jangka pendek.  Pertama, soal bonus.  Eksekutif diberikan insentif jangka pendek (contohnya opsi saham), maka mereka akan mempunyai tujuan jangka pendek, begitu juga sebaliknya.



Kedua, kontrak dan  masa kerja CEO yg semakin singkat. Tak jarang tidak diketahui merupakan bahwa perusahaan menggunakan kontrak CEO yang lebih singkat bertendensi mempunyai horison strategi lebih pendek dan  kurang memadai investasinya buat keunggulan jangka panjang.



Ketiga, ekspektasi pasar. Analis dan  manajer investasi mendasarkan evaluasi saham di pendapatan triwulanan. CEO lalu mengangkat fenomena ini buat menjustifikasi fokus mereka yang berjangka pendek.



Keempat, komitmen fleksibilitas. Banyak yg menduga tidak adanya fleksibilitas dalam komitmen taktik jangka panjang  merupakan hal yg berisiko. Perusahaan yg cenderung menghindari risiko akan menghindari pembicaraan seni manajemen jangka panjang.



Kelima, menyebarnya paradigma emergent strategy. Dua pandangan yg sangat berpengaruh pada taktik: ‘belajar sembari melakukan’ serta ‘setting seni manajemen berasal front line’ sering dijadikan alasan buat menolak pemikiran taktik jangka panjang.



Kesalahan persepsi



Obsesi jangka pendek merefleksikan sifat manusia yg mendasar. Bill Gates mengatakan, “kita selalu overestimasi terhadap perubahan yg akan terjadi pada dua tahun dan  meremehkan perubahan yg mungkin dalam 10 tahun ke depan”.



Penasihat finansial juga tak jarang menyampaikan saran bahwa keuangan wajib  dioptimasikan untuk jangka pendek serta melakukan penyesuaian portofolio di setiap melihat perubahan.



Tidak seluruh perusahaan terjebak pada siklus jangka pendek. Faktanya, perusahaan terkemuka di banyak sekali negara dan  industri berpikiran strategis jangka panjang. Perusahaan mirip Nestle, BASF, VW dan  Westpac mempunyai shareholder return total (TSR) yg lebih tinggi dibanding peer-nya serta riset menunjukkan bahwa semakin panjang horison seni manajemen mereka, maka semakin tinggi TSR jangka panjangnya.



Jangka pendek adalah penting sebab beliau mengukur kinerja saham serta kemampuan hukuman dalam ketika singkat, tetapi organisasi perlu mempertimbangkan konteks jangka panjang. Ialah sangat perlu buat membentuk lingkungan yang optimal bagi kesuksesan masa depan, menggunakan permanen mengatasi konflik yg dihadapi waktu ini.